Konferensi Internasional NWI 2025 Soroti Peran Perempuan UMKM dalam Ekonomi Berkelanjutan

Konferensi Internasional Nura Women’s Institute menyoroti peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak ekonomi berkelanjutan dan sumber kebijakan baru.
Konferensi Internasional Nura Women’s Institute menyoroti peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak ekonomi berkelanjutan dan sumber kebijakan baru.
Konferensi Internasional Nura Women’s Institute menyoroti peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak ekonomi berkelanjutan dan sumber kebijakan baru.

LENTERAMERAH – Konferensi Internasional “Peran Perempuan dalam UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Nura Women’s Institute (NWI) sukses digelar untuk kedua kalinya pada 11 Oktober 2025 di Hotel Le Méridien Jakarta.

Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat peran perempuan UMKM dalam ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs).

Perempuan sebagai Penggerak Ekonomi

Presiden NWI Dr. Nurhayati Ali Assegaf menyampaikan bahwa perempuan merupakan motor perubahan sosial dan ekonomi. Ia menegaskan pentingnya kebijakan yang berpihak pada pelaku UMKM perempuan agar dapat tumbuh berdaya saing global.

“Perempuan harus menjadi bagian dari solusi pembangunan berkelanjutan. Kemandirian ekonomi mereka bukan hanya soal pendapatan, tapi juga penguatan peran sosial,” ujar Nurhayati.

Tiga Topik Strategis

Konferensi membahas tiga topik utama, yakni pertama Praktik Bisnis Berkelanjutan dan Akses Keuangan bagi perempuan pengusaha, mencakup SDG 1, 4, dan 12. Kedua inovasi dan Teknologi untuk Perempuan Pengusaha, sesuai SDG 4, 8, dan 9. Dan ketiga Kebijakan dan Kerangka Regulasi yang mendukung partisipasi perempuan di sektor ekonomi, berkaitan dengan SDG 5 dan 16.

Selain para pelaku UMKM, acara ini dihadiri oleh pembuat kebijakan, regulator, akademisi, mahasiswa dan perwakilan organisasi internasional.

    Rekomendasi untuk Aksi Nyata

    Forum menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain Pemerintah diminta memperkuat regulasi dan kebijakan afirmatif untuk UMKM perempuan, sektor swasta didorong untuk terlibat melalui mentoring dan program kemitraan. Selanjutnya, diperlukan akses pasar dan peluang pengadaan bagi UMKM perempuan dan kolaborasi lintas sektor harus mencakup pelatihan dan pembangunan kapasitas bagi pengusaha perempuan.

    Menuju Pembangunan Berkelanjutan

    Konferensi ini menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan UMKM bukan hanya isu kesetaraan, tetapi fondasi bagi ekonomi inklusif. “Kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci menuju ekonomi berkelanjutan,” tutup Nurhayati dalam sesi penutupan. ***