LENTERAMERAH— Kunjungan kenegaraan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva ke Indonesia pada Kamis, 23 Oktober 2025, menjadi momentum penting bagi dua negara yang sama-sama menaruh perhatian besar pada isu ketahanan pangan dan gizi anak.
Dalam agenda kunjungan tersebut, Lula bersama Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meninjau langsung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah penerima manfaat.
Perbandingan antara MBG di Indonesia dan Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) di Brasil tak terhindarkan.
Keduanya memiliki tujuan serupa, namun data menunjukkan bahwa Indonesia bergerak lebih cepat dan memiliki cakupan yang lebih luas.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sejak diluncurkan, MBG Indonesia telah menjangkau 36,7 juta penerima manfaat.
Program ini mencakup siswa SD hingga SMA, santri pesantren, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Sebagai pembanding, program PNAE di Brasil membutuhkan 11 tahun untuk mencapai sekitar 40 juta penerima manfaat, yang sebagian besar terbatas pada anak usia sekolah.
Presiden Prabowo menilai capaian tersebut sebagai bukti efektivitas dan keseriusan pemerintah dalam menjamin akses gizi seimbang bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Brasil butuh sebelas tahun untuk melayani 40 juta orang, sementara Indonesia hanya butuh satu tahun untuk mencapai 36,7 juta. Ini menunjukkan kerja nyata seluruh pihak,” ujar Prabowo dalam pernyataannya di Jakarta, dikutip dari media online Nasional (15 Agustus 2025).
Dari sisi kebijakan, MBG Indonesia dirancang dengan pendekatan yang lebih menyeluruh.
Jika PNAE hanya menyasar siswa sekolah, MBG menargetkan pula kelompok rentan lain untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Perbedaan lain terletak pada alokasi anggaran.
Brasil menganggarkan sekitar Rp4.000 per penerima per hari, sedangkan Indonesia menyalurkan hingga Rp15.000.
Angka ini mencerminkan komitmen pemerintah terhadap penyediaan makanan bergizi yang memenuhi standar gizi seimbang.
Program PNAE sendiri telah berjalan sejak 1955 dan dikelola oleh Fundo Nacional de Desenvolvimento da Educação (FNDE).
Setiap 21 Oktober, Brasil memperingati Hari Pemberian Makanan Sekolah Nasional.
Sementara itu, MBG Indonesia yang baru berjalan satu tahun masih berada dalam tahap penyempurnaan, termasuk penguatan sistem distribusi, digitalisasi data penerima, dan pengawasan kualitas bahan pangan.
Menurut Badan Gizi Nasional (BGN), MBG didanai langsung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Tujuan utamanya bukan sekadar menanggulangi kelaparan, tetapi juga menurunkan angka stunting dan memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia.
“Kecepatan dan ketepatan distribusi MBG menjadi tonggak penting dalam sejarah kebijakan sosial Indonesia,” ujar Kepala BGN, dikutip dari portal online nasional (20 Oktober 2025).
Keberhasilan MBG menjangkau puluhan juta penerima manfaat dalam waktu singkat dinilai sebagai capaian signifikan.
Program ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan komitmen paling serius dalam pembangunan gizi dan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.***



