Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, Langkah Strategis Pemerintah Perkuat SDM dan Diplomasi Global

LENTERAMERAH — Pemerintah tengah menyiapkan langkah baru dalam dunia pendidikan nasional.

Bahasa Portugis akan segera diperkenalkan dalam kurikulum pendidikan, sebagai bagian dari strategi jangka panjang membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global.

Kebijakan ini lahir dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas jejaring diplomasi dan kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara berbahasa Portugis seperti Brasil, Portugal, dan Angola.

“Presiden melihat pentingnya membuka akses yang lebih luas bagi generasi muda Indonesia. Bahasa Portugis menjadi pintu bagi masa depan kerja sama yang lebih besar,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hadrian Irfani, kepada Kompas TV, Kamis (10/10/2025).

Menembus Batas Bahasa dan Peluang Global

Bahasa Portugis bukan sekadar bahasa asing baru dalam kurikulum.

Ia adalah jembatan menuju dunia yang lebih luas.Lebih dari 250 juta orang di dunia menuturkannya, tersebar di sepuluh negara di empat benua.

Dari Brasil di Amerika Selatan, Portugal di Eropa, hingga Mozambik dan Angola di Afrika.

Dengan potensi sebesar itu, pemerintah menilai penguasaan bahasa Portugis dapat membuka ruang kolaborasi di bidang pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan, terutama dengan kawasan Amerika Latin dan Afrika yang memiliki kedekatan geopolitik dan ekonomi dengan Indonesia.

“Anak-anak Indonesia harus tumbuh dengan perspektif global. Bahasa adalah kunci untuk membuka kerja sama lintas negara,” kata Hadrian.

Diplomasi Budaya Dua Arah

Kementerian Luar Negeri menilai rencana pengenalan bahasa Portugis tidak semata soal kemampuan linguistik, tetapi juga bagian dari diplomasi budaya dua arah antara Indonesia dan dunia berbahasa Portugis.

“Bahasa adalah alat penting untuk memperkuat relasi antarbangsa. Pengenalan bahasa Portugis mencerminkan semangat kerja sama dan saling pengertian,” ujar Menteri Luar Negeri Sugiono.

Sebagai bentuk timbal balik, pemerintah juga mendorong agar bahasa Indonesia dapat diajarkan di Brasil dan negara-negara berbahasa Portugis lainnya.

Inisiatif ini diharapkan memperluas peran Indonesia dalam diplomasi pendidikan dan memperkuat posisi bahasa Indonesia di panggung global.

Penerapan Bertahap, Guru Disiapkan

Pemerintah menegaskan bahwa penerapan bahasa Portugis akan dilakukan secara bertahap dan terukur.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintech) akan menyusun peta jalan (roadmap) untuk memastikan kesiapan dari sisi kurikulum, tenaga pengajar, hingga metode pembelajaran.

“Kami tidak ingin terburu-buru. Semua harus disiapkan dengan matang agar program ini bisa berkelanjutan,” kata Hadrian.

Pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan universitas-universitas di Brasil untuk pelatihan calon guru bahasa Portugis.

Langkah ini diharapkan mempercepat proses adaptasi dan memastikan kualitas pengajaran yang memadai di sekolah-sekolah Indonesia.

Respon Pelajar dan Semangat Baru di Sekolah

Rencana ini mendapat sambutan positif dari kalangan pelajar. Banyak siswa melihat bahasa Portugis sebagai peluang baru untuk memperluas cakrawala.

“Kalau diajarkan di sekolah, saya tertarik. Bahasa ini bisa membuka kesempatan kuliah atau kerja di luar negeri,” ujar Nadya (17), siswi SMA di Jakarta.

Sementara Fahmi (16) menilai, penting bagi pemerintah menyiapkan guru yang kompeten dan pembelajaran yang menarik agar siswa tidak kesulitan mempelajarinya.

“Bahasa baru itu menantang, tapi kalau diajarkan dengan cara yang interaktif pasti lebih mudah,” katanya.

Bahasa sebagai Sarana Diplomasi Modern

Langkah Presiden Prabowo ini sejalan dengan tren global.

Saat ini, lebih dari 50 negara telah memasukkan bahasa Indonesia dalam kurikulum mereka, sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan budaya dengan Indonesia.

Kini, giliran Indonesia membuka diri terhadap dunia dengan memperkenalkan bahasa Portugis ke dalam sistem pendidikan nasional.

“Generasi muda Indonesia perlu tumbuh dengan wawasan global, tanpa kehilangan akar budayanya sendiri. Bahasa adalah sarana memahami dunia,” ujar Menlu Sugiono.

Sinergi untuk Pendidikan yang Lebih Maju

DPR RI memastikan dukungan penuh terhadap kebijakan ini.

Menurut Hadrian Irfani, langkah Presiden Prabowo merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing bangsa di masa depan.

“Kebijakan ini bukan sekadar soal bahasa, tapi tentang menyiapkan generasi yang siap berinteraksi di panggung dunia,” ujarnya.

Komisi X DPR dijadwalkan akan mengundang Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk membahas tahapan pelaksanaannya pada awal November 2025.***