LENTERAMERAH – Jumlah penduduk dengan pendapatan rendah Finlandia meningkat signifikan sepanjang 2024. Data resmi yang dirilis Statistics Finland atau Tilastokeskus menunjukkan lebih dari 782.000 orang kini hidup dalam kategori pendapatan rendah, setara sekitar 14 persen dari total populasi rumah tangga. Angka ini naik hampir satu poin persentase dibandingkan 2023.
Kenaikan tersebut berarti bertambah sekitar 45.500 hingga 46.000 orang dalam satu tahun. Bagi Finlandia, negara Nordik yang selama ini dikenal memiliki sistem kesejahteraan sosial kuat, perubahan ini menandai pergeseran sosial yang tidak bisa diabaikan.
Statistics Finland menjelaskan bahwa indikator pendapatan rendah mengukur seberapa besar bagian populasi yang tertinggal dari tren pendapatan rata-rata nasional. Batas pendapatan rendah ditetapkan pada 60 persen dari median pendapatan nasional yang telah disesuaikan dengan ukuran rumah tangga.
Untuk rumah tangga satu orang, ambang batas tersebut berada di kisaran 1.500 euro per bulan. Angka ini merujuk pada pendapatan bersih setelah pajak dan transfer sosial, sehingga mencerminkan daya beli riil dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar pendapatan kotor.
Data 2024 juga menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan rendah Finlandia berjalan seiring dengan pelebaran ketimpangan pendapatan. Koefisien Gini tercatat naik menjadi 28,4, dari sekitar 27,9 pada tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, pendapatan riil kelompok 10 persen terbawah justru turun sekitar 0,6 persen, sementara kelompok 10 persen teratas mengalami kenaikan hingga 3,5 persen.
Perubahan distribusi ini menandakan bahwa tekanan ekonomi tidak dirasakan secara merata. Kelompok berpendapatan rendah menghadapi penurunan daya beli, sementara lapisan atas relatif terlindungi dari dampak inflasi dan penyesuaian ekonomi.
Situasi paling sensitif terlihat pada kelompok anak-anak. Jumlah anak yang hidup dalam rumah tangga berpendapatan rendah pada 2024 mencapai sekitar 137.400 jiwa, atau hampir 14 persen dari total populasi anak di Finlandia. Angka ini meningkat lebih dari 14.000 anak dibanding tahun sebelumnya, menjadikannya salah satu indikator sosial yang paling mengkhawatirkan.
Sejumlah faktor dinilai berkontribusi terhadap tren ini. Efek lanjutan inflasi tinggi pada tahun-tahun sebelumnya masih menekan kelompok berpendapatan rendah secara tidak proporsional. Di saat yang sama, pendapatan riil kelompok bawah tidak mampu mengejar kenaikan biaya hidup.
Kritik juga datang dari serikat buruh dan organisasi anti-kemiskinan yang menyoroti kebijakan pemerintah, termasuk pembekuan indeksasi bantuan sosial dan pemotongan di sektor kesejahteraan. Kebijakan tersebut dinilai mempersempit daya lindung sistem sosial, terutama bagi keluarga dengan anak dan kelompok rentan.
Meski Finlandia secara keseluruhan masih tergolong negara dengan tingkat kemiskinan relatif rendah di Eropa, data 2024 memperlihatkan tekanan nyata pada struktur kesejahteraan yang selama ini menjadi rujukan internasional. ***



