PJHB Tancap Gas! Kayaknya Saham ini Bakal Nembus ke Rp1.500

Saham PJHB mencuri perhatian setelah pembangunan kapal baru dimulai. Ekspansi armada dan lonjakan permintaan LCT membuat prospek saham PJHB dinilai masih undervalued dengan potensi apresiasi menuju Rp1.500 dalam 12–18 bulan.
Saham PJHB mendapat sentimen positif setelah memulai keel laying armada baru. Ekspansi ini membuat prospek saham PJHB dinilai menarik dengan potensi pergerakan menuju Rp1.500.
Saham PJHB mendapat sentimen positif setelah memulai keel laying armada baru. Ekspansi ini membuat prospek saham PJHB dinilai menarik dengan potensi pergerakan menuju Rp1.500.

LENTERAMERAH — PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) terus menunjukkan kecepatan eksekusi pasca-IPO. Emiten pelayaran yang tengah naik daun ini secara resmi memulai pembangunan armada barunya melalui prosesi keel laying kapal LCT Cipta Jaya Harapan 99 di Samarinda, Kalimantan Timur—sebuah tonggak yang memperkuat percepatan ekspansi PJHB di sektor logistik laut nasional.

Momentum ini adalah pembangunan pertama dari tiga kapal LCT baru yang seluruhnya didanai dari belanja modal IPO senilai Rp158,4 miliar, mencerminkan komitmen perusahaan dalam memaksimalkan dana publik untuk pertumbuhan nyata dan terukur.

Siapkan Armada 2.500 DWT untuk Sektor-Sektor Strategis Nasional

Ketiga kapal berkapasitas 2.500 DWT ini didesain untuk menjawab peningkatan permintaan jasa transportasi alat berat, kontainer, dan mesin industri di sektor pertambangan, migas, konstruksi hingga perkebunan—segmen yang mengalami pertumbuhan eksponensial dalam 2 tahun terakhir.

Seluruh kapal dibangun dengan desain double bottom dan disiapkan untuk meraih klasifikasi tertinggi BKI A100, memperkuat posisi PJHB sebagai operator LCT berkualitas premium.

“Kami tidak menunda. Setelah IPO, kami langsung bergerak. Ekspansi ini adalah fondasi peningkatan pendapatan dan kapasitas layanan kami di 2025 dan seterusnya,” tegas CEO PJHB, Go Sioe Bie (Abie).

Permintaan Kapal LCT Meledak 

Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan kapal LCT dari sektor industri meningkat signifikan. PJHB bahkan telah memenangi tender di BP Tangguh, menambah daftar klien strategis perusahaan.

Kedekatan geografis dan jejaring pemegang saham utama—termasuk Presiden Komisaris Hero Gozali yang berasal dari Kalimantan—memperkuat konektivitas PJHB dengan pusat kegiatan pertambangan dan energi, termasuk ekosistem bisnis milik konglomerat Prajogo Pangestu, di mana Petrosea, salah satu klien PJHB, berada.

Sektor pelayaran sendiri kini menjadi primadona baru di pasar modal Indonesia, ditopang oleh kebutuhan logistik proyek hilirisasi, peningkatan permintaan alat berat, serta booming komoditas.

Sentimen Investor Menguat: PJHB Dianggap Masih Undervalued, Potensi Rally ke Rp1.500

Sejak IPO pada 6 November, saham PJHB telah menunjukkan kenaikan impresif dari Rp330 menjadi Rp615. Berdasarkan catatan redaksi, valuasi saham pembuat kapal ini masih terbilang undervalued, mengingat nilai penggantian (replacement cost) armada baru LCT, ekspektasi lonjakan pendapatan ketika tiga kapal mulai beroperasi, pipeline kontrak dan tender industri dan tren positif sektor pelayaran nasional.

Berdasarkan proyeksi utilisasi armada, margin operasional LCT yang relatif stabil, dan pertumbuhan permintaan di Kalimantan dan Papua, redaksi melihat potensi apresiasi harga hingga area Rp1.500 sebagai level yang masih realistis dalam fase ekspansi 12–18 bulan mendatang. (Catatan redaksi: estimasi ini bukan rekomendasi investasi, investor harus bijak sebelum memutuskan berinvestasi)

Tidak banyak emiten yang mampu melakukan pembangunan armada begitu cepat setelah melantai di bursa. Hal ini mendorong persepsi pasar bahwa PJHB adalah salah satu emiten pelayaran paling agresif dan terukur dalam memanfaatkan dana IPO.

Optimisme Tinggi 2026

Dengan tiga kapal dibangun secara paralel, PJHB memproyeksikan peningkatan kapasitas angkut dan pendapatan signifikan mulai 2025. Kombinasi kontrak strategis, permintaan sektor industri, dan pipeline ekspansi menjadikan PJHB berada pada jalur pertumbuhan yang solid.

“Kami percaya ekspansi armada ini akan menjadi motor pertumbuhan jangka panjang dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” tutup Abie. ***