Terkait Merger Grab GoTo, Analis ini Bantah Pernyataan Wamenaker

Pengemudi online sedang mengantri. Merger Grab-GoTo dipandang sebagai peluang memperkuat ekosistem digital ASEAN. Analis ini bantah pernyataan Wamenaker.

LENTERAMERAH – Analis pasar modal Fauzan Luthsa membantah pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer atau Noel terkait rumor Merger Grab GoTo.

Noel menyebut bahwa Merger Grab GoTo akan merugikan kepentingan nasional dan mereduksi simbol anak bangsa. 

Menurut Fauzan, realitasnya, penggabungan dua perusahaan besar ini justru bisa menjadi momentum strategis untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia.

Merger Grab GoTo, Penguatan Pasar ASEAN

Menurutnya klaim wamenaker tersebut tidak mempertimbangkan aspek penguasaan pasar. Sebaliknya, penggabungan ini justru dapat menciptakan entitas digital yang lebih besar dan lebih kompetitif secara regional. “Ini bukan tentang kehilangan kedaulatan, tetapi tentang memperkuat daya saing di pasar ASEAN,” kata Fauzan kepada media, Kamis (15/5).

Merger Grab GoTo dan Kontrol Regulasi

Lebih lanjut Fauzan mengatakan penting untuk melihat aspek pengaturan regulasi, “Indonesia memiliki mekanisme kontrol modal dan perpajakan yang ketat. Setiap transaksi lintas batas harus melalui persetujuan regulator dan tunduk pada peraturan Bank Indonesia,” katanya menepis kekhawatiran dana akan mengalir ke luar negeri.

Ia menjelaskan, keuntungan perusahaan hasil merger pun tetap akan dikenakan pajak di Indonesia, bukan semata-mata ‘dibawa kabur’ ke luar negeri, terlebih GoTo merupakan perusahaan terbuka yang terikat dengan aturan OJK dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Efek Terhadap Valuasi Saham

Dalam konteks pasar modal, Fauzan mengatakan penggabungan ini justru akan meningkatkan valuasi GoTo di bursa. Dengan posisi pasar yang lebih kuat, saham GoTo berpotensi mengalami kenaikan harga, yang pada akhirnya menguntungkan investor. 

Potensi Peningkatan Peluang Kerja dan Diversifikasi Layanan

Pada kesempatan yang sama, Fauzan mengklarifikasi pernyataan Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono beberapa waktu lalu tentang potensi pengurangan lapangan kerja.

“Pada dasarnya, merger tidak serta-merta pengurangan mitra pengemudi. Sebaliknya, skala ekonomi yang lebih besar membuka peluang diversifikasi bisnis yang berujung pada peningkatan layanan dan peluang baru bagi mitra pengemudi.”

“Penggabungan ini bukan tentang menyerahkan kontrol ke asing, tetapi tentang menciptakan perusahaan digital ASEAN yang lebih tangguh, efisien dan berdaya saing global. Dan GoTo yang berpotensi mewujudkan itu,” pungkasnya. ***