LENTERAMERAH – Robot bedah Toumai® bukan cuma soal teknologi tinggi. Lebih dari itu, ia menjawab tantangan besar dunia kesehatan: bagaimana menghadirkan dokter spesialis ke tempat-tempat yang nyaris mustahil dijangkau.
Di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, yang berada lebih dari 3.600 meter di atas permukaan laut, operasi usus dan hati dilakukan tanpa kehadiran dokter di ruang operasi. Tim medis dari Chengdu mengontrol robot Toumai® dari jarak 1.200 kilometer lewat sambungan 5G. Latensinya sangat rendah. Operasinya sukses. Dan pasien tak perlu meninggalkan kotanya.
Hal serupa terjadi di benua lain. Di Casablanca, Maroko, seorang pasien kanker prostat dioperasi oleh dokter dari Prancis. Jaraknya lebih dari 12.000 kilometer. Tapi semua berjalan lancar karena robot Toumai® bekerja hanya dengan koneksi broadband. Tanpa 5G. Tanpa kabel optik. Teknologi ini langsung menembus keterbatasan jarak dan infrastruktur.
Bagi daerah-daerah yang selama ini kekurangan tenaga medis spesialis, Toumai® membawa harapan baru. Rumah sakit tak perlu lagi menunggu kunjungan dokter dari kota besar atau luar negeri. Dengan sistem yang terhubung lewat satelit atau jaringan internet stabil, operasi bisa dilakukan dari mana saja.
MicroPort MedBot, pengembang Toumai®, sengaja merancang sistem ini agar bisa dipakai di wilayah dengan infrastruktur terbatas. Instrumen robotik fleksibel, AI berbasis citra, dan sistem kendali real-time semuanya dirancang untuk efisiensi dan presisi. Dan karena biaya produksinya lebih rendah dibanding sistem Barat seperti da Vinci, robot ini makin masuk akal untuk rumah sakit di negara berkembang.
Dukungan pemerintah China juga jadi faktor penting. Lewat strategi nasional dan kebijakan ekspor teknologi medis, robot ini mulai dikirim ke berbagai negara mitra Belt and Road Initiative. Efeknya, kesenjangan akses layanan kesehatan bisa mulai dipersempit—tanpa perlu membangun rumah sakit baru atau mengirim dokter ke pelosok. ***