LENTERAMERAH – Usulan untuk potong dana militer Israel mencuat dalam sidang DPR AS, setelah Rep. Marjorie Taylor Greene mengajukan Amandemen 114 terhadap RUU HR 580. Ia mendesak pencabutan alokasi sebesar 500 juta dolar AS untuk sistem pertahanan rudal Israel.
Dalam pidatonya, Greene menekankan bahwa Israel adalah negara bersenjata nuklir dan sangat mampu mempertahankan diri. Oleh karena itu, menurutnya, tidak masuk akal jika negara tersebut masih menerima dana pertahanan dari Amerika Serikat yang tengah dibebani krisis fiskal serius.
Prioritas Anggaran Dipertanyakan
“Israel punya Iron Dome, David’s Sling, Arrow System. Tapi juga punya senjata nuklir. Mereka tidak perlu dana kita,” tegas Greene. Ia menyoroti kontras tajam antara kondisi sosial-ekonomi di Israel dan Amerika: Israel menyediakan layanan kesehatan universal dan pendidikan tinggi bersubsidi, sementara warga AS justru dibebani utang pendidikan dan sistem kesehatan mahal.
Dalam catatan anggaran, AS memberikan bantuan militer tahunan sebesar $3,8 miliar kepada Israel. Tambahan $8,7 miliar juga diberikan melalui paket keamanan April 2024. Greene menyebut bahwa konflik 12 hari terakhir membuat AS kehilangan 15–20% stok rudal THAAD dengan biaya lebih dari $800 juta hanya untuk membela Israel.
Hanya Enam Orang Melawan Arus
Hasil voting di DPR AS menunjukkan 422 suara menolak dan hanya 6 suara mendukung. Mereka dijuluki sebagai bagian dari “skuad DPR anti Israel”: Marjorie Taylor Greene, Rashida Tlaib, Ilhan Omar, Thomas Massie, Summer Lee, dan Al Green.
Meski minoritas, mereka menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan luar negeri yang dinilai membebani rakyat AS demi kepentingan negara lain.
Pertahanan untuk Siapa?
Greene menutup dengan pernyataan, “Ini uang pajak rakyat. Departemen Pertahanan seharusnya mendanai pertahanan Amerika, bukan negara lain.” ***