LENTERAMERAH – Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Mayjen (Purn.) Yaakov Amidror, memaparkan peta jalan Israel untuk Gaza pasca Hamas. Dalam wawancara dengan Haaretz, ia menyebut “Model Lebanon” sebagai solusi pascaperang, sebuah model yang secara historis pernah dipakai Israel untuk mempertahankan pengaruh di Lebanon melalui kekuatan lokal bersenjata.
“Dalam situasi saat ini, ketika Hamas menguasai Gaza, tidak ada pihak yang mau masuk untuk memerintah,” katanya. Ia menjelaskan, entitas sipil hanya akan menjadi kerangka formal, sementara kendali nyata tetap dipegang kelompok bersenjata yang tidak memusuhi Israel. Skema ini berarti, meski perang usai, Gaza tetap berada di bawah pengawasan militer terselubung.
Amidror juga mengusulkan pembentukan perimeter steril selebar satu kilometer di sepanjang perbatasan Gaza. “Tidak boleh ada yang masuk ke wilayah itu,” ujarnya. Perimeter ini akan menambah lapis pembatas di luar blokade darat, laut, dan udara yang sudah membelenggu Gaza selama bertahun-tahun.
Ia menegaskan, Arab Saudi tidak akan membiayai pembangunan kembali Gaza jika Hamas tetap berkuasa. Dengan pernyataan ini, Amidror mengaitkan pemulihan ekonomi Gaza dengan syarat politik yang dikendalikan Israel dan sekutunya.
Dalam proyeksinya, Israel memerlukan waktu enam bulan untuk menguasai sisa 25% wilayah Gaza yang belum direbut. “Kalau Hamas tidak dikalahkan, mereka akan berkuasa 100 tahun,” kata Amidror. Proses ini akan melibatkan operasi militer lanjutan di wilayah padat penduduk, memperpanjang penderitaan warga sipil yang sudah kehilangan rumah dan akses dasar.
Amidror tidak menutup ambisi jangka panjang Israel. Ia menegaskan bahwa pascaperang, tidak akan ada pihak yang mau mengelola Gaza tanpa “jaminan keamanan” sesuai kepentingan Israel. Model yang ia tawarkan menempatkan Gaza dalam status pengendalian tidak langsung, tetapi tetap membatasi kedaulatan dan ruang gerak warganya.
Soal tekanan internasional, ia kembali meremehkan Eropa. “Eropa tidak banyak membantu kita dalam perang ini — tidak di Gaza, tidak di Lebanon, tidak di Iran, dan tidak dalam mengatasi dampak perang,” ucapnya. Ia memuji sikap AS di bawah Donald Trump yang belum menekan Israel untuk menghentikan perang, membuka ruang bagi Israel mempertahankan operasi tanpa batas waktu.
Pernyataan Amidror mengungkap bahwa dalam skema Gaza pasca Hamas yang ia bayangkan, perang mungkin berhenti di medan tempur, tetapi kendali dan pembatasan Israel atas wilayah itu akan tetap berlanjut dalam bentuk lain. ***