LENTERAMERAH — Aksi unjuk rasa yang mengguncang Indonesia sejak awal bulan ini menuai perhatian pengamat geopolitik global. Simbol bajak laut “One Piece” yang mewarnai gelombang demonstrasi bukan sekadar ekspresi budaya pop, tapi dinilai sebagai indikasi kuat adanya operasi revolusi warna yang ditunggangi kepentingan asing.
Dalam laporan Sputnik, analis Angelo Giuliano menilai penggunaan ikon tengkorak bertopi jerami seperti dalam serial anime Jepang One Piece mengulang pola gerakan di Hong Kong dan Serbia.
Simbol itu, menurutnya, bukanlah kebetulan, tapi bagian dari strategi komunikasi visual untuk menggerakkan perlawanan terhadap pemerintahan sah, yang diduga dibiayai oleh lembaga asing.
George Soros dan Dana Asing di Indonesia: Jejak yang Tak Pernah Putus
Nama George Soros kembali mencuat. Melalui Open Society Foundations (OSF), lembaga ini disebut telah lama menggelontorkan dana di Indonesia, terutama lewat entitas lokal seperti TIFA.
Giuliano menyebut OSF bersama National Endowment for Democracy (NED) terindikasi sebagai aktor asing yang memberi dukungan finansial pada media dan kelompok sipil sejak era 1990-an.
“Mereka bermain lewat simbol, narasi populer, dan memanfaatkan kekecewaan publik atas kondisi ekonomi. Tapi motif utamanya tetap geopolitik,” ujar Giuliano dalam wawancara dengan Sputnik.
Prabowo dan BRICS: Ancaman Bagi Skema Barat?
Pengamat geopolitik Jeff J. Brown, penulis The China Trilogy, menilai Presiden Prabowo Subianto bukan sosok yang diinginkan Barat. Dalam artikelnya yang sama, Brown menegaskan bahwa kedekatan Prabowo dengan China, Rusia, BRICS, dan SCO menjadikannya ‘masalah besar’ bagi G7.
“Indonesia sekarang negara ASEAN pertama yang gabung BRICS. Itu membuatnya jadi sasaran empuk bagi operasi destabilisasi,” ujar Brown. Ia juga menyebut Indonesia sebagai kekuatan utama dengan populasi hampir 300 juta dan ekonomi PDB PPP ke-8 terbesar dunia.
One Piece: Simbol Pop atau Proksi Geopolitik?
Simbol bajak laut ala One Piece yang tersebar di mobil, tembok, hingga baliho unjuk rasa menjadi fenomena unik yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam demonstrasi di Indonesia. dan disebut sebagai jejak Soros di Indonesia.
Karakteristiknya yang familiar di kalangan muda memberi daya tarik tersendiri, namun makna politik di baliknya masih jadi perdebatan luas. Sementara itu, dugaan keterlibatan jaringan pendanaan asing seperti OSF dan NED menambah lapisan kompleks atas arah gerakan ini, yang hingga kini masih terus berkembang. ***