Perjalanan Sucianti Suaib Saenong, dari Kota Kecil Merambah ke Jakarta

Perjalanan Sucianti Suaib Saenong adalah kisah tentang mimpi besar, dari kota kecil hingga berani berdiri di garis depan bisnis dan tambang.
Perjalanan Sucianti Suaib Saenong dari aktivitas bisnis hingga turun langsung ke lokasi tambang
Perjalanan Sucianti Suaib Saenong tak hanya di ruang bisnis modern, tetapi juga di lapangan tambang yang penuh tantangan.

LENTERAMERAH Perjalanan Sucianti Suaib Saenong tidak bisa dilepaskan dari latar kehidupannya di kota kecil Bau Bau. Sebagai anak perempuan satu-satunya, ia tumbuh dalam pengawasan ketat orang tua. 

Namun, sebuah rak buku di rumah justru membuka imajinasi tentang dunia luar. “Buku pintar ini yang membuat saya melihat dunia lewat jendela. Walaupun kota kecil, saya merasa mendunia,” ujarnya saat ditemui lenteramerah.com, Kamis (25/9).

Mimpi Besar dari Kota Kecil

Setelah lulus SMA, perjalanan Sucianti Suaib Saenong berlanjut ke Baubau, lalu Makassar. Meski orang tua menolak membiayai kuliah karena khawatir dengan kota besar, ia tetap melanjutkan pendidikan sambil bekerja di Telkomsel. 

“Saya kuliah sambil kerja. Saat itu saya kerja di Telkomsel. Itulah saya membuat koneksi. Karena saya percaya kehidupan itu pertama adalah skill, kedua koneksi, ketiga baru reputasi,” katanya.

Pengalaman itu menanamkan fondasi penting: keterampilan, jaringan, dan reputasi sebagai modal membangun masa depan. Dari sinilah kepercayaan diri untuk mencoba wirausaha mulai tumbuh.

Awal Karier dan Bisnis Kecil-Kecilan

Di Makassar, perjalanan Sucianti Suaib Saenong memasuki dunia usaha dimulai dari toko online berbasis Blackberry pada era 2010–2011. Dengan sistem dropship dari Tanah Abang, ia menjual pakaian Timur Tengah. 

“Kerjaan saya tiap hari itu ke Tanah Abang, foto-fotoin baju Timur Tengah, lalu saya lempar ke grup. Siapapun yang mau beli baru saya hubungi pemiliknya. Jadi kayak dropshipper jaman dulu,” jelasnya.

Dari bisnis sederhana itu, ia belajar membaca pasar dan membranding diri. “Saya pakai barangnya, orang lihat bagus, mereka tanya. Otak dagang saya jalan. Modal Rp200 ribu bisa jadi Rp3 juta kalau ada yang beli sepuluh,” kenangnya.

Fondasi Kesuksesan

Perjalanan Sucianti Suaib Saenong terus berlanjut. Usaha online membuatnya bisa mengumpulkan modal untuk membuka baby spa, berinvestasi di restoran, hingga merintis bisnis fashion. 

Namun, pandemi menghantam keras. Hampir semua usahanya terpaksa tutup. “Jatuh bangun itu sudah biasa. Mau kecil, mau besar, semuanya puzzle kehidupan. Nggak akan jadi bulat kalau tidak ada puzzle kecil,” ucapnya.

Kini, perjalanan Sucianti Suaib Saenong bukan hanya tentang bertahan dari jatuh bangun bisnis, tetapi juga tentang bagaimana setiap kepingan pengalaman itu membentuknya. 

Dari Koleang yang sederhana hingga Jakarta yang penuh tantangan, ia terus menambahkan puzzle baru dalam kisah hidupnya. ***