Iter Aero Raih Sertifikasi DOA, Siap Komersialisasi Drone IA-25

PT Iter Aero Industri mencatat tonggak baru dalam industri dirgantara nasional dengan meraih sertifikasi Design Organization Approval (DOA) Class D dari Kementerian Perhubungan. Pencapaian ini menegaskan kemampuan Iter Aero dalam merancang dan mengembangkan drone kargo IA-25 secara mandiri, sekaligus membuka peluang komersialisasi pesawat tanpa awak buatan Indonesia ke pasar internasional.
Drone kargo IA-25 buatan Iter Aero melakukan uji terbang di lapangan terbuka.
Drone kargo IA-25 buatan Iter Aero saat uji terbang. Pesawat tak berawak ini menjadi produk pertama di Indonesia yang dikembangkan di bawah sertifikasi DOA Class D dari Kementerian Perhubungan.

LENTERAMERAH – PT Iter Aero Industri mencatat tonggak sejarah penting dalam industri dirgantara nasional dengan memperoleh Design Organization Approval (DOA) Class D dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan. 

Sertifikasi ini menegaskan bahwa Iter Aero telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan kelembagaan untuk merancang dan mengembangkan pesawat udara secara mandiri, khususnya drone kargo IA-25 yang tengah mereka kembangkan.

DOA merupakan izin utama bagi organisasi rancang bangun pesawat udara komersial. Dengan status ini, Iter Aero kini memiliki kewenangan untuk melakukan seluruh proses desain, uji kelaikudaraan serta pengajuan sertifikasi jenis (type certificate) untuk pesawat udara tak berawak sesuai regulasi CASR Part 22. 

Posisi ini menempatkan Iter Aero sebagai pionir di Indonesia, dan menjadi bagian dari kelompok kecil perusahaan global yang memiliki kompetensi serupa di sektor RPAS (remotely piloted aircraft system).

CEO dan Head of Design Organization Iter Aero Industri Hisar M. Pasaribu mengatakan pengumuman sertifikasi tersebut menjadi landasan bagi Iter Aero untuk bergerak maju dan membuktikan kepemimpinan pasar dalam industri drone nasional. 

“Sertifikasi ini adalah bentuk kepercayaan regulator terhadap kapasitas kami, dan membedakan kami dari perusahaan lain yang masih berada di tahap pengembangan,” ujarnya, Senin (13/10).

Hisar lebih lanjut mengatakan pencapaian tersebut membuat Iter Aero tergabung dalam kelompok kecil Perusahaan elit di dunia yang memiliki kualifikasi untuk mengembangkan pesawat udara komersial. 

Didesain untuk menjangkau daerah terpencil tanpa membutuhkan landasan pacu, IA-25 memiliki kapasitas angkut 5 kg dan waktu terbang hingga 45 menit atau dengan jarak 60 km. Pesawat ini telah dipesan dan akan dioperasikan oleh PT Komala Indonesia (Fly Komala) sebagai pelanggan pertama.

“DOA adalah lisensi operasional kami sebagai manufaktur dirgantara. Sertifikasi ini menjamin bahwa sistem desain dan pengawasan kami telah sesuai standar keselamatan tertinggi,” kata Head of Airworthiness Office Iter Aero, Indra Wirasendjaja, pada kesempatan yang sama.

Dengan jangkauan terbang tersebut, pesawat IA-25 dapat melayani angkutan kargo dan misi-misi khusus pada jarak yang relatif jauh. Kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal membuat IA-25 dapat dioperasikan pada medan operasi tanpa landasan pacu.

Iter Aero menyebut keberhasilan memperoleh DOA ini merupakan puncak dari proses panjang sejak 2021. Selain mendukung komersialisasi IA-25 di pasar domestik, perusahaan juga membidik potensi ekspor ke negara-negara ASEAN dan kawasan lain yang mulai membuka pasar untuk logistik berbasis drone.***