.
LENTERAMERAH – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat pembangunan dan renovasi Sekolah Rakyat, fasilitas pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak dari kelompok masyarakat kurang mampu. Program ini menjadi salah satu upaya pemerintah menyediakan layanan pendidikan formal dan vokasi yang lebih inklusif dan terjangkau.
Pada tahun ajaran 2025/2026, tercatat 15.370 siswa mengikuti proses belajar di 159 titik Sekolah Rakyat di berbagai daerah. Mereka didampingi 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan, yang terbagi dalam 620 rombongan belajar.
Peninjauan Menteri PU di Medan
Menteri PU Dody Hanggodo meninjau perkembangan Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 30 Medan, yang dibangun di kawasan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP). Ia menyebut Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga berfungsi sebagai “rumah kedua” bagi siswa yang membutuhkan dukungan fasilitas lebih layak.
Fasilitas yang tersedia di SRT 30 Medan mencakup asrama 36 kamar, ruang makan bersama, workshop praktik, masjid, lapangan olahraga, serta peningkatan sarana dasar seperti CCTV, sistem listrik, dan perpipaan air.
165 Lokasi Telah Selesai Direnovasi, Tahap Baru Dimulai
Kementerian PU telah menyelesaikan tahap pertama renovasi 165 Sekolah Rakyat, yang telah dipakai sejak Juli hingga September 2025. Pada tahap kedua, pemerintah memulai pembangunan sekolah permanen di 104 lokasi yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Ketika seluruh fase rampung, Sekolah Rakyat diproyeksikan mampu menampung 112.320 siswa dalam 3.744 rombongan belajar untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Target penyelesaian ditetapkan pada tahun ajaran 2026/2027.
Standar Konstruksi Baru dan Lelang Tahap II
Proses lelang pembangunan Sekolah Rakyat Tahap II telah berlangsung sejak September 2025. Kementerian PU menggandeng Kementerian Sosial dan kementerian lainnya untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai standar.
Pemerintah juga mulai menerapkan teknologi konstruksi terbaru dengan standar keamanan yang lebih tinggi, termasuk ketahanan terhadap gempa. Langkah ini diambil untuk memastikan bangunan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Apresiasi dari Guru dan Siswa
Kepala SRT 30 Medan, Syahripal Putra, mengatakan fasilitas baru memberikan suasana belajar yang lebih kondusif. Ruang kelas ber-AC, tempat tinggal yang lebih layak, dan sarana praktik yang memadai meningkatkan motivasi siswa mengikuti kegiatan belajar.
Komitmen Pemerataan Akses Pendidikan
Kementerian PU menegaskan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat merupakan bagian dari kebijakan pemerataan pelayanan dasar, terutama di sektor pendidikan. Program ini juga diklaim mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang.
“Dengan menghadirkan infrastruktur dasar yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat—mulai dari sekolah, air minum aman dan layak, hingga sarana publik lainnya—kami menjalankan arahan Presiden untuk membangun negeri dari bawah,” ujar Dody.
Program Sekolah Rakyat diproyeksikan terus meluas sebagai instrumen pemerataan pendidikan bagi keluarga kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia.***



