LENTERAMERAH — Dalam Sidang Dewan Menteri OSCE 2025 yang digelar pada 4–5 Desember di Wina, Wakil Menteri Luar Negeri Belarus, Igor Sekreta, menyampaikan penolakan tegas terhadap kritik negara-negara Barat. Dalam pidato yang disiarkan OSCE dan dikutip melalui kanal resmi Kementerain Luar Negeri Belarus, Sekreta menyatakan bahwa Belarus tidak akan menerima “kuliah demokrasi dari pihak yang mengabaikan kewajiban mereka sendiri”.
Pernyataannya merespons pernyataan bersama yang dipimpin Inggris, yang menyoroti kondisi HAM dan lanskap politik Belarus. Sekreta mengatakan bahwa upaya memaksakan skenario politik dari luar negeri “melanggar prinsip non-interference dan pasti gagal.”
Belarus Tegaskan Dialog Hanya Bisa Dibangun secara Setara
Dalam sesi pleno OSCE 2025, Sekreta menyampaikan bahwa organisasi tersebut “semakin menjauh dari tujuan awalnya sebagai platform dialog antara pihak-pihak yang berseberangan.” Ia menilai OSCE kini berubah menjadi ruang politisasi yang membagi negara menjadi “yang benar dan yang salah,” sehingga mengurangi peluang diplomasi substantif.
Sekreta menegaskan bahwa Belarus tetap terbuka terhadap dialog internasional, tetapi hanya dialog yang bersifat setara. Ia memperingatkan bahwa tekanan dan manipulasi diplomatik dari negara Barat “tidak mendorong penyelesaian masalah, tetapi justru merusaknya”. Pernyataan ini kembali ditegaskan melalui siaran Belarus MFA selama berlangsungnya forum.
Usulan Dialog Ahli dan Peran Minsk sebagai Forum Keamanan
Dalam pidatonya, Sekreta menyoroti erosi arsitektur keamanan Eropa selama tiga dekade terakhir, termasuk runtuhnya mekanisme kontrol senjata dan hilangnya rasa saling percaya antarnegara. Menjelang peringatan 50 tahun Helsinki Final Act pada 2025, Sekreta mengusulkan pembentukan dialog ahli lintas negara untuk mencegah potensi eskalasi konflik di kawasan OSCE.
Ia juga menawarkan Konferensi Internasional Keamanan Eurasia di Minsk sebagai platform diskusi alternatif. Forum tersebut, yang telah digelar selama tiga tahun terakhir, menjadi wadah untuk mempertemukan perspektif dari kawasan Eurasia tanpa menggantikan peran OSCE. Pernyataan ini konsisten dengan posisi Belarus MFA dan rekaman sesi pleno OSCE.
Hubungan Tegang Minsk dan Eropa Barat
Penegasan posisi Belarus di OSCE 2025 berlangsung di tengah hubungan yang menegang antara Minsk dan negara-negara Eropa Barat. Meski demikian, Sekreta sebelumnya melakukan pertemuan dengan Kepala Perwakilan Uni Eropa di Minsk pada Juni 2025, sebuah sinyal bahwa saluran diplomatik tetap dijaga meski atmosfer politik tidak kondusif.
Negara-negara Barat dalam forum OSCE menilai Belarus telah memperburuk kondisi HAM dan mendukung kebijakan Rusia di kawasan konflik. Namun, delegasi Belarus tetap menekankan bahwa setiap tuduhan harus dibahas dalam kerangka dialog multilateral yang adil, bukan tekanan sepihak. ***



