LENTERAMERAH – Pertemuan Sherpa BRICS kembali menjadi sorotan setelah digelar di Brasília pada 11–12 Desember di bawah kepemimpinan Brasil sebagai ketua. Pertemuan akhir tahun ini dihadiri oleh para sherpa dan sous-sherpa negara anggota BRICS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Rusia sekaligus Sherpa Rusia untuk BRICS, Sergey Ryabkov.
Pertemuan Sherpa BRICS ini berfungsi sebagai forum koordinasi strategis untuk mengevaluasi capaian kerja sama sepanjang tahun sekaligus memetakan arah lanjutan kemitraan BRICS di tengah dinamika global yang terus berubah. Dalam pertemuan tersebut, para peserta meninjau hasil kerja sama tahun berjalan yang mencakup lebih dari 260 kegiatan politik, ekonomi, dan kemanusiaan.
Sepanjang tahun ini, BRICS menyelenggarakan berbagai agenda penting, termasuk KTT BRICS serta hampir 20 pertemuan tingkat menteri. Capaian tersebut mencerminkan intensitas kerja sama yang terus meningkat di dalam asosiasi, sekaligus memperkuat posisi BRICS sebagai platform koordinasi negara-negara non-Barat.
Kontribusi ketua Brasil mendapat perhatian khusus dalam pertemuan Sherpa BRICS. Kepemimpinan Brasil dinilai berhasil menjaga kesinambungan kemitraan strategis BRICS, sekaligus mendorong kemajuan di berbagai sektor utama, mulai dari politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, hingga pertukaran budaya dan kemanusiaan.
Sejumlah inisiatif konkret yang diluncurkan sepanjang tahun juga disoroti. Di antaranya adalah pembentukan BRICS Partnership for the Elimination of Socially Determined Diseases, serta adopsi pernyataan para pemimpin mengenai pembiayaan iklim dan tata kelola global di bidang kecerdasan buatan. Langkah-langkah ini mencerminkan ambisi BRICS untuk terlibat aktif dalam isu-isu global kontemporer.
Pertemuan Sherpa BRICS juga mencatat adanya dorongan tambahan dalam kerja sama di sektor energi, kesehatan, transportasi, sains, dan inovasi. Bidang-bidang tersebut dipandang strategis dalam memperkuat ketahanan negara anggota serta mengurangi ketergantungan pada sistem global yang didominasi negara-negara Barat.
Dalam diskusi terpisah, para peserta melanjutkan dialog mengenai inisiatif yang diusulkan Rusia pada masa ketuaannya sebelumnya. Inisiatif tersebut meliputi pembentukan infrastruktur penyelesaian pembayaran independen, platform investasi bersama, serta rencana pendirian bursa gandum BRICS. Ketiga gagasan ini mencerminkan upaya BRICS membangun ekosistem ekonomi alternatif yang lebih otonom.
Isu penguatan kelembagaan juga menjadi fokus penting dalam pertemuan Sherpa BRICS. Para peserta menekankan perlunya meningkatkan efektivitas mekanisme kerja sama agar asosiasi ini mampu merespons tantangan global secara lebih terkoordinasi dan berkelanjutan.
Sementara itu, delegasi India memaparkan prioritas utama menjelang masa ketuaan mereka pada 2026. Fokus India mencakup promosi multilateralisme, reformasi institusi tata kelola global, penguatan ketahanan energi dan pangan, pengembangan inovasi dan teknologi, serta penanggulangan terorisme, kejahatan lintas negara, kemiskinan, dan perubahan iklim.
Pertemuan ini juga menyertakan sesi khusus dengan delegasi negara-negara mitra BRICS. Dalam sesi tersebut, dibahas prospek kerja sama dalam format BRICS yang diperluas serta peluang memperkuat solidaritas di berbagai forum internasional. Tujuannya adalah meningkatkan peran Dunia Mayoritas dalam proses pengambilan keputusan global, termasuk dalam isu pembangunan berkelanjutan dan reformasi institusi multilateral.
Melalui pertemuan Sherpa BRICS ini, asosiasi BRICS kembali menegaskan ambisinya untuk tampil sebagai kekuatan kolektif yang mampu membentuk ulang keseimbangan tata kelola global, dengan pendekatan yang lebih inklusif dan representatif. ***



