LENTERAMERAH – Perkembangan teknologi UAV mendorong munculnya platform rotary wing yang dirancang untuk operasi taktis di berbagai kondisi medan. Salah satu produk yang menonjol dalam kategori ini adalah UAV Supercam X6M2, drone rotary wing yang dikembangkan oleh Unmanned Systems Group sebagai bagian dari keluarga sistem tanpa awak Supercam.
UAV Supercam X6M2 dirancang untuk menjalankan misi pemantauan dan pengawasan real time dengan tingkat otomasi tinggi. Platform ini mengusung konfigurasi rotary wing dengan enam motor listrik berperforma tinggi, memungkinkan kestabilan terbang, kemampuan hovering, serta fleksibilitas operasi di area terbatas.
Dari sisi desain, Supercam X6M2 menggunakan struktur ringan berbahan karbon dan material komposit. Konstruksi ini memungkinkan UAV diangkut menggunakan berbagai moda transportasi dan dikerahkan dengan cepat ke area operasi. Waktu persiapan sebelum terbang tercatat sekitar 15 menit, menjadikannya cocok untuk misi respons cepat.
Dalam hal performa, UAV Supercam X6M2 memiliki daya tahan terbang hingga 55 menit dengan kecepatan operasional antara 0 hingga 60 kilometer per jam. Jangkauan radio link dan transmisi video mencapai hingga 10 kilometer, mendukung pemantauan langsung siang maupun malam hari. Ketinggian operasi berada di rentang 50 hingga 500 meter, dengan batas ketinggian operasional minimum hingga sekitar 3.600 meter.
Sistem lepas landas dan pendaratan dilakukan secara vertikal. Konsep VTOL ini memberi keunggulan signifikan dalam operasi di wilayah urban, kawasan berhutan, atau area darurat tanpa landasan khusus. UAV dapat lepas landas dan mendarat secara otomatis tanpa intervensi manual operator.
Salah satu fitur utama UAV Supercam X6M2 adalah sistem autopilot terintegrasi dan perencanaan misi otomatis. Sistem ini secara signifikan mengurangi faktor manusia dalam pengoperasian UAV. Mode terbang dapat dijalankan secara otomatis penuh atau semi otomatis, tergantung kebutuhan misi.
Supercam X6M2 mendukung berbagai opsi payload canggih yang dipasang pada gimbal elektromagnetik gyro-stabilized dengan cakupan pandang 360 derajat. Payload tersebut meliputi kamera foto resolusi tinggi hingga 60 megapiksel, kamera termal yang dapat dikombinasikan dengan video optik berzoom, kamera multispektral, sensor radiasi udara, laser gas analyzer, hingga laser scanner.
Payload UAV ini bersifat modular dan kompatibel dengan platform Supercam fixed wing, memungkinkan efisiensi logistik dan interoperabilitas antar sistem. Selain itu, modul pelacakan target otomatis dapat diintegrasikan untuk mendeteksi dan mengikuti objek statis maupun bergerak secara real time.
UAV Supercam X6M2 juga mendukung berbagai perlengkapan opsional, termasuk sistem dropping untuk pengiriman kargo atau peralatan, sistem hovering bertether, serta sistem komunikasi digital broadband. Kendali dapat dilakukan melalui satu atau dua Ground Control Station, dengan kemampuan transfer kontrol antar GCS selama misi berlangsung.
Sistem Ground Control Station dilengkapi fitur lanjutan seperti voice module untuk notifikasi kondisi penerbangan, koreksi misi secara langsung di udara, pembuatan misi berbasis peta ketinggian, serta pengoperasian simultan hingga empat UAV. Sistem ini juga memungkinkan GCS berfungsi sebagai web server dengan terminal kendali jarak jauh penuh.
Dari sisi ketahanan lingkungan, UAV Supercam X6M2 dirancang untuk beroperasi dalam kondisi ekstrem. Drone ini mampu terbang pada suhu antara minus 40 derajat Celsius hingga plus 45 derajat Celsius, dengan toleransi angin hingga 15 meter per detik, serta tetap berfungsi dalam kondisi hujan atau salju ringan.
Dalam aplikasi operasional, UAV Supercam X6M2 digunakan untuk pemetaan, manajemen darurat, peringatan populasi, pencarian dan pelacakan objek, serta pemantauan real time. Kombinasi antara kemampuan hovering, sistem otomatis, dan fleksibilitas payload menjadikan platform ini relevan untuk kebutuhan sipil maupun militer.
Keberadaan UAV Supercam X6M2 memperlihatkan pendekatan Rusia dalam mengembangkan drone rotary wing yang menekankan otomasi, modularitas, dan ketahanan medan, sekaligus melengkapi peran UAV fixed wing dalam ekosistem sistem tanpa awak yang lebih luas. ***




