Rusia Kritik NATO yang Berubah Jadi Blok Militer Agresif

Rusia kritik NATO yag telah meninggalkan karakter defensifnya dan berubah menjadi blok militer agresif yang memicu ketegangan baru di Eropa.
Duta Besar Rusia untuk Norwegia, Nikolay Korchunov kritik NATO yang menjadi blok militer bersifat agresif dan konfrontatif.
Duta Besar Rusia untuk Norwegia, Nikolay Korchunov kritik NATO yang menjadi blok militer bersifat agresif dan konfrontatif.

LENTERAMERAH – Rusia menilai NATO telah bertransformasi dari aliansi pertahanan menjadi blok militer agresif yang mengandalkan konfrontasi sebagai dasar keberadaannya. Penilaian ini disampaikan Duta Besar Rusia untuk Norwegia, Nikolay Korchunov, dalam wawancara dengan media Rusia, sebagaimana dilaporkan RIA Novosti, 20 Desember 2025.

Menurut Korchunov, dokumen Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat yang dirilis pemerintahan Presiden Donald Trump memperlihatkan adanya pergeseran mendasar dan jurang nilai di dalam aliansi Atlantik Utara.

“Peristiwa terkini menunjukkan perubahan fundamental dan kesenjangan nilai dalam aliansi Atlantik Utara yang sebelumnya tampak monolitik,” kata Korchunov.

Dorong Belanja Militer dan Narasi Ancaman

Ia menyatakan bahwa negara-negara Eropa anggota NATO kini dipaksa meningkatkan belanja militer secara tergesa-gesa demi memenuhi tuntutan Washington mengenai pembagian beban yang lebih “adil”.

“Untuk membenarkan pengeluaran yang tidak produktif ini, kepemimpinan NATO dan sejumlah negara Eropa sengaja mengobarkan histeria palsu mengenai ‘ancaman Rusia’,” ujarnya.

Korchunov menilai narasi tersebut digunakan untuk membangun dukungan publik terhadap kebijakan militerisasi besar-besaran, meskipun dilakukan dengan mengorbankan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat Eropa.

Norwegia dan Militerisasi Arktik

Dalam konteks Norwegia, Korchunov menyebut pemerintah setempat terlibat aktif dalam persiapan militer dengan dalih ancaman yang dinilainya tidak berdasar. Ia menyinggung peningkatan kehadiran NATO di kawasan Arktik, investasi besar dalam sistem persenjataan ofensif, hingga langkah-langkah ekstrem seperti penambangan jembatan di wilayah sendiri.

“Semua ini sekali lagi menegaskan bahwa NATO bukan aliansi defensif, melainkan blok militer agresif yang melihat eksistensinya dalam dominasi militer dan konfrontasi dengan negara kami,” kata Korchunov.

Pernyataan Sekjen NATO Disorot

Korchunov juga menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte yang menyebut Rusia berpotensi menyerang negara-negara NATO dalam lima tahun ke depan. Ia menilai pernyataan tersebut sebagai bagian dari upaya sistematis untuk menciptakan suasana ketakutan dan membenarkan agenda militerisasi.

Menurut Moskow, pendekatan semacam itu justru memperdalam ketegangan dan menggerus peluang dialog keamanan yang stabil di Eropa. ***