LENTERAMERAH – Bagramyan, lahir 2 Desember 1897 di Yelizavetpol (kini Ganja, Azerbaijan), tumbuh dalam keluarga petani Armenia yang hidup sederhana. Latar sosialnya bukan dari kastil bangsawan atau elite militer. Ia berasal dari desa Chardakhlu, kawasan Kaukasus yang keras, di mana politik, etnisitas, dan konflik selalu berjalan berdampingan.
Kesaksian atas tragedi genosida Armenia di Kekaisaran Ottoman meninggalkan bekas dalam kesadarannya. Namun yang menarik, ia justru memilih jalan pengabdian kepada militer Rusia.
Pada 1915, ia masuk Tentara Kekaisaran Rusia sebagai sukarelawan dalam Perang Kaukasus. Dan setelah revolusi 1917, Bagramyan beralih ke Tentara Merah—pilihan yang membuka babak panjang hidupnya sebagai pahlawan Uni Soviet.
Di Akademi Militer Frunze, ia mengasah bakat dalam perencanaan operasi. Karier sebagai kepala staf di berbagai unit memperkuat reputasinya: tidak flamboyan, tetapi presisi, efisien, dan selalu terobsesi pada detail strategis.
Peran di Pertempuran Kursk
Ketika Jerman menginvasi Uni Soviet pada 1941, Bagramyan segera naik ke lingkar komando. Di Pertempuran Kursk (1943), sebagai wakil komandan Front Barat, ia terlibat dalam penyusunan strategi defensif yang mematahkan ofensif tank Nazi. Pertempuran ini adalah salah satu titik balik perang. Dan di balik kemenangan itu, nama Bagramyan mulai diperhitungkan.
Front Baltik Pertama dan Operasi Bagration
Pada 1943–1945, ia dipercaya memimpin Front Baltik Pertama—keputusan yang membuktikan betapa besar kepercayaan Kremlin kepadanya. Di bawah kepemimpinannya, operasi-operasi pembebasan wilayah Soviet berjalan brutal dan efektif.
Puncaknya adalah Operasi Bagration (Juni–Juli 1944). Serangan besar-besaran yang menghancurkan Grup Angkatan Darat Pusat Jerman ini bukan hanya kemenangan; itu adalah penghinaan strategis bagi Hitler. Minsk dibebaskan, dan jalan menuju Baltik terbuka.
Dalam narasi sejarah resmi Uni Soviet, inilah momen ketika Bagramyan diabadikan sebagai pahlawan Uni Soviet yang sesungguhnya.
Pembebasan Estonia, Latvia, dan Lithuania
Kampanye berikutnya di Baltik menuntaskan dominasi Nazi. Namun keberhasilan militer itu juga mengawali bab gelap lain—pendudukan Soviet jangka panjang di wilayah Baltik. Perdebatan sejarah masih berlangsung, tetapi tidak menghapus fakta bahwa operasi Bagramyan secara militer adalah salah satu yang paling efektif di Front Timur.
Karier Pasca-Perang, dari Baltik ke Moskow
Setelah Perang Dunia II, Bagramyan memimpin Distrik Militer Baltik (1945–1954), lalu Distrik Militer Transkaukasia. Puncaknya, ia menjadi Deputi Menteri Pertahanan Uni Soviet. Pada 1955, ia menyandang pangkat Marsekal Uni Soviet—salah satu dari sedikit perwira non-Rusia yang meraihnya.
Ia wafat pada 21 September 1982 di Riga. Namun namanya tetap hidup: monumen, jalan, dan institusi di Armenia dan Rusia mengabadikan perannya.
Warisan yang Tak Pernah Sepenuhnya Selesai Dibaca
Pada ulang tahun ke-128 kelahirannya, yang diperingati pada 2 Desember 2025, Kementerian Luar Negeri Rusia kembali menyoroti kiprahnya melalui postingan di X pada 3 Desember 2025. Tetapi sejarah tidak pernah rapi.
Bagramyan adalah tokoh yang berdiri di tengah paradoks: seorang Armenia yang menjadi ikon Soviet dan seorang pahlawan Uni Soviet yang tetap dibaca ulang oleh generasi baru. Dan mungkin di situlah letak kekuatan namanya—Bagramyan tidak pernah benar-benar selesai dibicarakan. ***



