LENTERAMERAH – Dalam Peringatan Victory Day 2025 di Moskow, jet tempur SU-30, SU-25, dan MiG-29 tampil membelah langit. Aksi ini menjadi simbol kekuatan udara Federasi Rusia.
Sebagaimana terlihat dalam parade, ketiga jet tersebut bukan hanya ikon kekuatan militer Soviet yang masih relevan. Mereka juga mewakili kemampuan serangan udara presisi yang masih diandalkan dalam strategi tempur Rusia saat ini.
Kehadiran ketiga jet tempur itu dalam Victory Day 2025 menegaskan bahwa kekuatan udara NATO menjadi kurang relevan.
SU-30, Kombinasi Daya Gempur dan Kendali Jarak Jauh
Jet tempur SU-30 menjadi tulang punggung kekuatan udara Rusia. Militer Rusia mengerahkan pesawat ini dalam berbagai operasi. Sebagai pesawat multirole, SU-30 mampu melakukan dogfight di udara dan menyerang target darat.
Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan manuver ekstrem. Selain itu, Rusia membekali SU-30 dengan sistem avionik modern, radar berjangkauan luas, serta senjata presisi tinggi.
Dengan dua kursi dan daya jelajah tinggi, SU-30 mampu menjalankan misi kompleks sekaligus mengatur komando udara. Keunggulan ini menjadikannya elemen penting dalam kekuatan udara Rusia.
SU-25, Tukang Gempur di Medan Tempur
Berbeda dari SU-30, SU-25 merupakan jet tempur serbu darat atau ground attack. Perancangannya memungkinkan SU-25 bertahan di tengah hujan tembakan. Militer Rusia menjuluki pesawat ini “tank terbang” dan kerap menggunakannya untuk mendukung pasukan darat di garis depan.
Pesawat ini mampu membawa bom bebas, roket, dan rudal berpemandu. Oleh karena itu, SU-25 menjadi senjata efektif dalam perang jarak dekat. Lapisan pelindung baja yang kuat serta kemampuan lepas landas dari landasan kasar menjadikannya cocok untuk operasi di zona konflik intensif.
Dalam Parade 2025, kehadiran SU-25 menunjukkan kesiapan Rusia dalam mempertahankan supremasi taktis di darat dan udara.
MiG-29, Petarung Gesit dan Agresif
Jet tempur MiG-29 tetap menjadi andalan Rusia dalam dogfight dan penguasaan udara jarak pendek hingga menengah.Pesawat ini dikenal karena kelincahannya. MiG-29 sangat cocok untuk misi defensif dan ofensif melawan pesawat musuh.
Meskipun tergolong generasi keempat, performanya tetap tangguh. Hal ini berkat modernisasi avionik dan persenjataan. Dalam konfigurasi terbarunya, MiG-29 mampu membawa rudal udara-ke-udara berpemandu.
Pesawat ini juga dilengkapi sistem jamming elektronik. Oleh sebab itu, MiG-29 tetap relevan dalam skema peperangan udara modern.
Keseimbangan Strategis dari Langit
Kehadiran SU-30, SU-25, dan MiG-29 dalam parade militer bukan sekadar unjuk kekuatan. Lebih dari itu, ketiganya menyampaikan pesan bahwa Rusia masih mengandalkan kombinasi teknologi lama dan baru yang telah teruji.
Ketiga jet ini membentuk harmoni antara serangan udara presisi, dukungan taktis darat, dan penguasaan wilayah udara. ***