LENTERAMERAH – Beberapa jam setelah pengumuman Presiden Donald Trump soal keberhasilan serangan ke Iran, media sosial dibanjiri video yang mengklaim memperlihatkan kebakaran hebat di fasilitas nuklir Fordow.Ā
Namun, analisis sumber terbuka seperti yang dilakukan akun @ArmchairW di X mengindikasikan bahwa video-video tersebut kemungkinan besar tidak berkaitan langsung dengan operasi militer yang dimaksud.
Ketiadaan ledakan sekunder atau kobaran api besar dalam video yang lebih kredibel menunjukkan bahwa skala kerusakan sesungguhnya jauh lebih kecil dibanding klaim daring yang beredar luas.
Satelit Meteosat-9 Ungkap Fakta Lapangan
Data satelit Meteosat-9 merekam kilatan cahaya di atas Fordow pada pukul 22:30 UTC. Kilatan tersebut konsisten dengan serangan presisi menggunakan rudal jelajah seperti Tomahawk (TLAM), bukan bom gravitasi berat seperti Massive Ordnance Penetrator (MOP).
Tidak ada indikasi kehancuran besar atau kebakaran masif. Bukti ini memperkuat dugaan bahwa keterlibatan pesawat pengebom B-2 dalam klaim serangan AS ke Iran kemungkinan dilebih-lebihkan.
Pertahanan Udara Iran Tak Lumpuh
Iran telah melengkapi fasilitas strategis seperti Fordow dengan sistem pertahanan udara S-300 sejak 2016. Dalam konflik sebelumnya di Yaman, militer AS bahkan tidak bersedia mengerahkan B-2 karena risiko tinggi intersepsi. Maka, klaim bahwa B-2 berhasil masuk ratusan mil ke wilayah udara Iran terdengar bertolak belakang dengan pola kehati-hatian militer AS selama ini.
Serangan udara besar seperti itu bukan hanya berisiko tinggi, tetapi juga dapat memicu eskalasi regional yang tampaknya ingin dihindari Washington.
Detail Aneh pada Kapal Selam USS Santa Fe
Gambar publik dari kapal selam USS Santa Fe memperlihatkan 12 tabung peluncur vertikal (VLS), namun dengan penomoran hingga angka 14. Penomoran ini menimbulkan pertanyaan teknis, sekaligus menunjukkan bahwa bahkan ilustrasi resmi militer AS tidak selalu dapat dijadikan patokan transparan. Keanehan semacam ini menambah alasan untuk meragukan narasi resmi terkait klaim serangan AS ke Iran.
Trump sebagai Sumber Informasi Awal
Kejanggalan lainnya adalah sumber pertama yang menyampaikan keberhasilan serangan ke Iran bukanlah Pentagon, melainkan langsung Presiden Trump. Tidak ada pernyataan resmi awal dari Departemen Pertahanan, maupun laporan dari media di lokasi.
Ini menunjukkan bahwa narasi serangan sangat dikendalikan oleh elite politik, bukan berdasarkan observasi lapangan yang independen. Dalam konteks ini, publik patut curiga bahwa klaim serangan AS ke Iran lebih bertujuan membangun persepsi daripada menggambarkan fakta. ***