LENTERAMERAH – Tuduhan mengenai kemungkinan operasi false flag Israel kembali mencuat, kali ini lewat platform X. Sejumlah akun populer memperingatkan bahwa Mossad diduga tengah merancang serangan palsu terhadap aset militer AS demi menarik Washington masuk ke konflik bersenjata melawan Iran.
Akun @RedPillMediaX, yang kerap menyebarkan narasi anti-intervensi, menulis pada Sabtu (15/6), mengenai kemungkinan false flag yang dilakukan Israel.
“BREAKING: Intelligence agencies believe Mossad could be planning a false flag on American military bases to pull the U.S. into a war with Iran.”
Unggahan tersebut langsung viral, disambut dengan ratusan komentar dan ribuan retweet. Beberapa pengguna mengaitkan tuduhan itu dengan sejarah panjang operasi terselubung yang melibatkan Israel dan Amerika Serikat.
Sejarah yang Terus Berulang
Respons dari pengguna lain menunjukkan bagaimana peristiwa seperti Lavon Affair (1954) dan USS Liberty (1967) masih hidup dalam ingatan kolektif digital. Kedua kasus itu kerap dipakai untuk membenarkan kecurigaan terhadap motif geopolitik Israel.
“Mereka pernah lakukan ini di Lavon, dan tak ada yang dihukum,” tulis akun @LegolasWST, merujuk pada kegagalan Israel menyabotase target Barat di Mesir dengan menyalahkan kelompok lain.
“USS Liberty bukan kecelakaan, itu taktik. Ini bukan pertama kalinya,” komentar @PacificVet1973, menyebut serangan mematikan oleh Israel terhadap kapal AS yang hingga kini tetap menjadi misteri resmi.
Laporan dari Foreign Policy (2019) juga disebut, di mana disebutkan bahwa agen Mossad pernah menyamar sebagai petugas AS dalam operasi rahasia terhadap Iran. Fakta semacam ini digunakan oleh pengguna X untuk mendukung kecurigaan bahwa taktik serupa bisa dipakai kembali dalam konteks hari ini.
Jangan Percaya Intelijen Sendiri
Narasi yang berkembang di X tidak hanya menyasar Israel, tetapi juga menuduh badan intelijen AS sebagai pihak yang ‘bermain dua kaki’ demi melanggengkan konflik global. Akun @AidenHunterX, meski tak menyebutkan sumber spesifik, menulis:
“Waspadalah terhadap manipulasi. Israel butuh alasan untuk menyeret kita. Mereka mungkin membuatnya sendiri.”
Sentimen serupa muncul dari akun @MYA_PAK yang menuduh kolaborasi rahasia antara Mossad, CIA, dan Pentagon dalam membentuk persepsi ancaman untuk membenarkan intervensi militer.
“Mereka main kotor bareng. Libya, Suriah, Irak—semua diawali ‘intelijen’. Sekarang Iran gilirannya,” tulisnya.
Penggunaan istilah “deep state” dan “military-industrial complex” menjadi lazim dalam diskusi ini. Banyak pengguna X percaya bahwa narasi resmi yang akan keluar justru telah dikendalikan oleh jaringan kekuasaan gelap yang ingin mengarahkan opini publik ke jalur konflik terbuka. ***