LENTERAMERAH – Ketegangan antara Iran dan Israel yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir mendorong munculnya kembali potensi operasi false flag Israel.
Sejumlah pengguna platform X merujuk pada sejarah kelam operasi intelijen Israel dan Amerika Serikat sebagai “bukti” bahwa tuduhan hari ini bukanlah tanpa dasar.
Istilah “false flag” kembali naik tren di linimasa sejak akun @RedPillMediaX menulis: “BREAKING: Mossad could be planning a false flag on American military bases to pull the U.S. into a war with Iran.”
Unggahan ini memicu banjir komentar, dan sebagian besar merujuk pada dua kasus klasik: Lavon Affair (1954) dan USS Liberty Incident (1967), keduanya menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi tentang praktik manipulatif Israel dalam operasi militer rahasia.
Lavon Affair, Potensi False Flag Israel yang Gagal
Lavon Affair, atau yang juga dikenal sebagai Operasi Susannah, merupakan operasi rahasia yang dijalankan oleh intelijen militer Israel di Mesir pada tahun 1954. Tujuannya adalah menciptakan kerusuhan yang disalahkan kepada nasionalis Mesir agar Inggris membatalkan rencana penarikan pasukannya dari Terusan Suez.
Kelompok agen Yahudi Mesir, yang direkrut dan dilatih oleh Israel, ditugaskan menanam bom di perpustakaan, bioskop, dan fasilitas Amerika-Inggris. Rencana tersebut gagal setelah salah satu agen tertangkap.
Dua eksekusi dan dua bunuh diri terjadi, memaksa Menteri Pertahanan Israel saat itu, Pinhas Lavon, mengundurkan diri meski belakangan terbukti tidak terlibat langsung.
Di platform X, pengguna @MidEastFiles menulis: “Kita tidak membicarakan teori. Kita membicarakan Lavon. Itu nyata, dan itu false flag. Hari ini hanya ulangan skenario lama.”
USS Liberty: Serangan Misterius yang Tak Pernah Ditutup Tuntas
Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari, kapal intelijen AS USS Liberty diserang oleh jet tempur dan kapal torpedo Israel di Laut Mediterania. Serangan menewaskan 34 tentara AS dan melukai lebih dari 170 lainnya.
Israel mengklaim kesalahan identifikasi, namun beberapa mantan pejabat AS dan kru kapal menuding bahwa serangan itu disengaja untuk menyembunyikan manuver militer Israel di Sinai. Dokumen yang dibocorkan NSA dan investigasi independen oleh jurnalis seperti James Bamford menunjukkan adanya kejanggalan serius.
“Setiap kali kita tanya ‘kenapa’, jawabannya kabur. Tapi nyawa 34 orang lenyap. Dan sekarang kita disuruh percaya bahwa itu cuma salah teknis?” tulis akun @USS_LibertyTruth.
Operasi Northwoods: Bukti AS Juga Pernah Merencanakan False Flag
Narasi tentang false flag tak hanya diarahkan ke Israel. Dokumen Operasi Northwoods yang dibuka lewat Freedom of Information Act mengungkap bahwa militer AS pernah mengusulkan rencana untuk meledakkan pesawat sipil sendiri dan menyalahkan Kuba sebagai alasan untuk menginvasi pulau tersebut.
Meski akhirnya ditolak Presiden Kennedy, rencana itu menandai bahwa skenario serupa memang pernah dipertimbangkan secara serius di tingkat negara.
Diskusi di X pun berkembang: jika AS dan Israel punya rekam jejak dalam menyusun skenario serangan palsu, maka kekhawatiran hari ini tidak serta merta bisa dicap sebagai teori konspirasi.
“Northwoods. Lavon. Liberty. Kalau bukan false flag, lalu apa?” tulis akun @DeepFileUSA. ***