LENTERAMERAH — Sejumlah potongan video dari siaran CNN kembali viral di media sosial, setelah jurnalis Joy Reid mengungkap bahwa akar dari krisis sandera Iran tahun 1979 tidak bisa dilepaskan dari kudeta CIA di Iran 1953.
Reid menyatakan bahwa intervensi Amerika Serikat terhadap Perdana Menteri Mohammad Mossadegh adalah awal dari siklus dendam politik yang meletus dua dekade kemudian.
Dalam diskusi tersebut, Reid menantang narasi dominan di media arus utama yang kerap menggambarkan Iran sebagai pihak agresor. Ia menegaskan bahwa krisis sandera di Kedutaan Besar AS pada 1979 bukan peristiwa yang muncul tanpa sebab, melainkan reaksi berantai atas peran aktif CIA dalam menggulingkan pemimpin sah Iran.
Operasi Ajax dan Kepentingan Minyak
Kudeta CIA di Iran 1953, yang dijalankan bersama badan intelijen Inggris MI6, dikenal dengan nama sandi Operasi Ajax. Target operasi ini adalah menjatuhkan Mohammad Mossadegh, pemimpin nasionalis yang berupaya menasionalisasi industri minyak Iran yang saat itu dikendalikan oleh Anglo-Iranian Oil Company (kini BP).
CIA menggunakan berbagai taktik untuk menciptakan ketidakstabilan: menyuap politisi lokal, menyebarkan propaganda lewat media, serta mengorganisir kerusuhan di jalanan Teheran. Akibat operasi ini, Shah Mohammad Reza Pahlavi kembali berkuasa dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Resentimen yang Mengakar
Keberhasilan kudeta 1953 menjadi titik balik dalam hubungan Iran dan Amerika. Shah yang dipasang kembali memerintah dengan otoriter, memperluas kekuasaan dengan membentuk badan intelijen brutal, SAVAK, yang didirikan dan dilatih oleh CIA dan Mossad.
Selama dua dekade berikutnya, masyarakat Iran hidup dalam represi politik dan ketimpangan sosial yang tajam. Kebencian terhadap dominasi asing, khususnya AS dan Inggris, semakin meluas di berbagai lapisan masyarakat.
Krisis Sandera Akhiri Pengaruh AS di Iran Selamanya
Ketika Revolusi Islam 1979 meletus dan Shah melarikan diri ke luar negeri, kemarahan rakyat terhadap intervensi asing mencapai puncaknya. Mahasiswa Iran yang menduduki Kedutaan Besar AS di Teheran pada 4 November 1979 menyebut aksi mereka sebagai “balas dendam sejarah” atas pengkhianatan tahun 1953.
Sebanyak 52 diplomat dan staf AS disandera selama 444 hari. Insiden ini menjadi krisis internasional yang memperburuk hubungan diplomatik antara Teheran dan Washington selama beberapa dekade.
AS Akui Kudeta Tanpa Minta Maaf
Dokumen resmi CIA yang dirilis pada 2013 akhirnya mengakui keterlibatan langsung AS dalam kudeta terhadap Mossadegh. Departemen Luar Negeri AS juga memperkuat narasi ini dalam revisi laporan tahun 2017. Namun hingga kini, belum ada permintaan maaf resmi dari pemerintah Amerika Serikat kepada rakyat Iran.
Joy Reid menekankan bahwa pengakuan sejarah semacam ini penting agar publik memahami konteks geopolitik saat ini. Menurutnya, tanpa melihat kembali sejarah seperti kudeta CIA di Iran 1953, maka narasi hubungan Iran-AS akan terus didominasi oleh persepsi yang timpang dan bias sepihak. ***