LENTERAMERAH – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat, dan kini berdampak langsung pada koridor strategis India yang sedang dibangun untuk memperkuat konektivitas Eurasia.
Dua jalur utama yang menjadi perhatian adalah International North-South Transport Corridor (INSTC) dan India-Middle East-Europe Economic Corridor (IMEC). Keduanya kini terancam stagnasi akibat konflik yang melibatkan Israel dan Iran.
INSTC, koridor strategis India sepanjang 7.200 km yang menghubungkan India, Iran, dan Rusia, dirancang sebagai jalur alternatif lebih cepat dan murah dibanding Terusan Suez.
Namun peran sentral Iran menjadikan rute ini rawan terhadap gangguan keamanan. Bandar Abbas dan Chabahar—dua pelabuhan utama Iran dalam proyek ini—bisa terdampak jika konflik meluas.
Sementara itu, IMEC yang diluncurkan pada KTT G20 2023 juga menghadapi tantangan besar. Jalur ini mengandalkan dukungan Saudi Arabia, Israel, dan negara-negara Eropa.
Tapi pasca konflik Gaza dan memburuknya hubungan Saudi–Israel, keberlanjutan proyek ini dipertanyakan. India sebelumnya menargetkan peningkatan perdagangan ke Eropa sebesar 30% pada 2030 lewat jalur ini.
Jika kedua koridor ini terganggu, bukan hanya proyek dagang India yang terganggu, tapi juga ambisi geopolitik jangka panjangnya. Kegagalan INSTC dan IMEC bisa menghambat strategi India untuk menyaingi pengaruh China melalui Jalur Sutra Baru (BRI).
Sebagai negara yang sedang membangun reputasi sebagai penghubung strategis antara Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa, India kini dihadapkan pada ujian besar.
Situasi geopolitik yang tidak stabil bisa membuat koridor strategis India kehilangan momentum dan daya tariknya di mata mitra global. ***
