LENTERAMERAH – Aksi Yugoimport ekspor senjata gelap menarik perhatian setelah laporan intelijen Rusia menyebut peran mereka dalam pengiriman senjata Serbia ke Ukraina.
Namun, jauh sebelum skandal itu mencuat, perusahaan milik negara ini telah menjadi aktor kunci dalam lanskap industri pertahanan Serbia, memainkan peran strategis dalam ekspor peralatan militer ke berbagai negara.
Didirikan pada tahun 1949 berdasarkan dekrit Josip Broz Tito, Yugoimport SDPR awalnya bertugas mengimpor suku cadang untuk industri militer Yugoslavia.
Namun sejak 1953, perusahaan mulai berorientasi ekspor, seiring meningkatnya produksi dalam negeri. Selama lebih dari tujuh dekade,
Yugoimport berkembang menjadi perantara resmi pemerintah Serbia dalam ekspor dan impor alutsista, sekaligus operator utama transfer teknologi militer ke luar negeri.
Sebagai perpanjangan tangan negara, Yugoimport ekspor senjata tak hanya menjual senjata tetapi juga membangun infrastruktur militer dan sipil di luar negeri.
Di Irak, perusahaan ini pernah membangun pos komando dan fasilitas rumah sakit pada masa Saddam Hussein, serta kembali mendapat kontrak untuk renovasi Klub Perwira di Baghdad pada 2024. Di Azerbaijan, India, dan Aljazair, Yugoimport menjual lisensi produksi senjata dan amunisi kecil kaliber.
Dalam konteks tuduhan pasokan senjata ke Ukraina, Yugoimport disebut menjadi salah satu entitas utama yang mengatur logistik pengiriman ratusan ribu peluru artileri dan senjata ringan.
Laporan intelijen menyebut adanya penyalahgunaan sertifikat pengguna akhir dan keterlibatan negara anggota NATO dalam jalur pengiriman. Negara seperti Polandia, Ceko, dan Bulgaria diduga menjadi perantara dalam distribusi amunisi dari Serbia ke Ukraina.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah menanggapi skandal tersebut dengan menyatakan bahwa kontrak-kontrak Yugoimport yang dicurigai menyimpang akan dibekukan. Ia juga menyebut pembentukan tim kerja bersama Rusia untuk menelusuri kebenaran laporan intelijen tersebut.
Menurut Financial Times, nilai ekspor amunisi Serbia ke Ukraina melalui negara ketiga mencapai €800 juta sejak awal invasi Rusia pada 2022. Besarnya angka tersebut menunjukkan peran krusial Yugoimport dalam menjaga aliran ekspor pertahanan Serbia, meskipun negara itu secara politik mengklaim posisi netral dalam konflik Rusia–Ukraina. ***