Gagal Capai Target IPO, Analis: BEI Butuh Direksi Bersertifikasi Pasar Modal Internasional

Ilustrasi gedung BEI. Untuk mengoptimalkan pasar modal, kandidat direksi BEI berikutnya wajib punya sertifikasi.
Untuk mengoptimalkan pasar modal, kandidat direksi BEI berikutnya wajib punya sertifikasi.

LENTERAMERAH – Bursa Efek Indonesia (BEI) harus mereformasi kepemimpinannya dengan merekrut direksi yang telah bersertifikasi pasar modal internasional.

Analis Strategi Institute, Fauzan Luthsa, menilai kegagalan BEI mencapai target 62 emiten IPO pada 2024 mengindikasikan masalah kepemimpinan.

Kepada media, pengamat pasar modal ini mengatakan sebaiknya kandidat tidak berasal dari pegawai karir di bursa efek. “Pemenuhan target IPO tahun lalu saja gagal. Tahun ini ada kemungkinan terulang. Ini pertaruhannya pasar modal Indonesia,” ujarnya, Kamis (15/5).

Sertifikasi Sebagai Solusi Strategis

Fauzan menduga salah masalah tidak tercapainya target calon emiten IPO adalah tim penilaian BEI tidak memiliki sertifikasi profesi penunjang baik nasional apalagi internasional, “tak heran jika penilaiannya tidak berdasarkan indikator yang kuat, karena tidak tersertifikasi sama sekali, sehingga hanya mengandalkan asumsi dan ketidaktahuan akan kebutuhan sektor riil.”

Fauzan menyatakan bahwa tim penilai BEI menolak banyak calon emiten meskipun OJK sudah tidak banyak pertanyaan dan hanya menunggu izin prinsip dari bursa. Ia menegaskan, “Di periode kepemimpinan bursa efek berikutnya, BEI harus mengambil langkah strategis untuk membuat bursa efek great again.”

Kandidat Direksi dari Sekuritas

Fauzan menyarankan agar kandidat direksi BEI berasal dari sekuritas dan memiliki sertifikasi pasar modal, bukan pegawai karir bursa.

“Kandidat direksi dari semua paket yang diusulkan, perbanyak saja kandidat dari sekuritas. Toh, mereka adalah pemegang saham BEI dan lebih paham market. Mereka juga sudah terbiasa dengan dinamika pasar dan resiko IPO,” katanya.

Menurutnya hal tersebut krusial sebagai standar minimal untuk mengelola pasar yang semakin kompleks. Menurutnya, direksi bersertifikasi akan lebih memahami dinamika pasar dan mampu menyusun strategi IPO berbasis data konkret.

“Penyegaran dengan para kandidat direksi yang berasal dari sekuritas dan tersertifikasi akan memperkuat posisi BEI di mata investor global, yang semakin selektif dalam memilih aset investasi di tengah gejolak pasar,” tambah Fauzan.

Pentingnya Sertifikasi bagi Pasar Modal

Fauzan menambahkan, semua profesi yang terkait dengan pasar modal saat ini harus memiliki sertifikasi. “Tim penilai calon emiten IPO juga harus tersertifikasi,” tegasnya.

Ia mengakui sertifikasi bukanlah jaminan mutlak, “namun jika tidak ada, bagaimana bisa memahami kompleksitas pasar modal saat ini? Sertifikasi adalah untuk meminimalisir resiko dan tanpa itu mereka tidak akan bisa mendeteksi calon-calon emiten yang berpotensi tumbuh besar,” ujarnya.

“Malah jangan-jangan calon emiten yang potensial IPO, justru banyak yang terpental karena tim penilainya tidak paham.”

“Sudah waktunya BEI melakukan reformasi agar lebih mendukung perekonomian nasional dan sejalan dengan visi presiden,” tandasnya. ***