LENTERAMERAH – Tren membersihkan usus dengan pencahar atau larutan garam laut terus berkembang. Banyak yang menganggap metode ini sebagai jalan pintas untuk membuang racun dan melancarkan pencernaan. Namun, di balik kesan “alami” atau “instan” yang melekat, terdapat risiko pencahar yang sering diabaikan.
Risiko Pencahar Bisa Sebabkan Ketergantungan
Pencahar seperti magnesium citrate atau senna bekerja dengan merangsang pergerakan usus. Dalam jangka pendek, zat ini memang efektif untuk mengatasi sembelit. Tetapi jika digunakan terlalu sering, usus dapat menjadi terbiasa dan kehilangan kemampuan alami untuk berkontraksi tanpa bantuan obat.
Ketergantungan ini dapat memicu sembelit kronis, kembung berkepanjangan dan gangguan pola buang air besar. Dalam kasus tertentu, pengguna jangka panjang harus terus meningkatkan dosis untuk mendapatkan efek yang sama.
Salah Satu Risiko Pencahar: Gangguan Elektrolit dan Dehidrasi
Minum larutan air garam dalam jumlah besar juga bukan tanpa risiko pencahar. Air garam bisa menyebabkan diare parah, yang berujung pada kehilangan cairan dan elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan magnesium.
Ketidakseimbangan elektrolit bisa memicu gejala seperti pusing, detak jantung tidak teratur, kelelahan ekstrem, bahkan kejang. Kondisi ini sangat berbahaya bagi penderita gangguan ginjal, tekanan darah rendah, atau mereka yang menjalani diet ketat.
Risiko Pencahar, Potensi Kerusakan Jaringan Usus
Beberapa prosedur “pembersihan” yang lebih agresif, seperti hidroterapi kolon atau penggunaan enema tanpa kontrol medis, dapat menyebabkan iritasi atau luka pada dinding usus. Dalam kasus langka, prosedur ini bisa menimbulkan perforasi usus, kondisi serius yang memerlukan penanganan darurat.
Risiko meningkat ketika prosedur dilakukan sendiri di rumah tanpa pemahaman anatomi atau dosis yang tepat. Penggunaan alat atau larutan yang tidak steril juga meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Detoks Tak Selalu Perlu
Banyak orang melakukan detoks meski tidak mengalami keluhan apa pun. Tubuh, terutama hati dan ginjal, secara alami sudah memiliki sistem pembuangan racun. Saat buang air besar masih teratur, pembersihan tambahan belum tentu diperlukan. ***