China Tantang Dominasi Barat, Operasi Jarak Jauh Pakai Satelit

China bikin lompatan besar lewat operasi bedah jarak jauh berbasis satelit. Teknologi ini dorong kemandirian medis dan kurangi ketergantungan pada Barat.
Dokter duduk di depan konsol robot Toumai® untuk operasi jarak jauh lewat satelit buatan China.
Seorang dokter memberikan gestur jempol di depan konsol robot Toumai® buatan MicroPort MedBot, yang digunakan dalam operasi jarak jauh berbasis satelit Apstar-6D.

LENTERAMERAH – China kembali bikin gebrakan di dunia teknologi kesehatan. Tim dokter di Beijing mengendalikan langsung prosedur operasi hati jarak jauh ke wilayah terpencil seperti Tibet, Dali, dan Hainan, dengan jarak lebih dari 5.000 kilometer. Bedanya, mereka tidak menggunakan jaringan kabel atau 5G, tapi sepenuhnya mengandalkan satelit Apstar-6D.

Dokter di Beijing mengoperasikan robot bedah Toumai® buatan MicroPort MedBot, yang terhubung langsung ke lokasi pasien lewat sambungan satelit. Dengan presisi 0,32 mm dan latensi sinyal 632 milidetik, operasi tetap berjalan mulus meski jaraknya ribuan kilometer. Tidak ada kabel optik. Tidak ada tower. Hanya sinyal dari angkasa.

Teknologi semacam ini sebenarnya bukan baru. Amerika Serikat dan Prancis sudah mencoba operasi jarak jauh sejak 2001 dalam proyek bernama Operasi Lindbergh. Tapi pendekatannya masih menggunakan jaringan darat dan terbatas pada jarak pendek. China sekarang bikin versi sendiri, bukan hanya beda jalur—tapi beda skala.

MicroPort MedBot nggak cuma bikin robotnya, tapi juga menyiapkan produksinya secara massal. Mereka memangkas biaya produksi Toumai® supaya harganya lebih rendah dari robot da Vinci buatan AS, tapi tetap akurat dan bisa dipakai di rumah sakit terpencil.

Robot Toumai® punya empat lengan otomatis, sistem navigasi gambar real-time, dan AI untuk bantu baca kondisi tubuh pasien selama proses berlangsung. Semua fitur ini dirancang agar operasi bisa dilakukan tanpa gangguan, bahkan kalau pasien ada di pegunungan atau pulau.

Proyek ini melibatkan beberapa rumah sakit besar di China, termasuk Rumah Sakit Umum Angkatan Bersenjata Rakyat dan Rumah Sakit Universitas Sichuan Barat. Para dokternya sudah dibekali pelatihan untuk menjalankan operasi dari jauh, termasuk di wilayah dengan kondisi ekstrem seperti Dataran Tinggi Qinghai-Tibet. ***