LENTERAMERAH — Iran tahun 1953 adalah titik awal dari apa yang kemudian dikenal sebagai petualangan kudeta Amerika Serikat. Di tengah kecemasan Perang Dingin, Washington menggunakan CIA untuk menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mossadegh yang sah, hanya karena ia menasionalisasi minyak dan menantang dominasi korporasi asing.
Operasi itu dikenal sebagai Operasi Ajax, hasil kolaborasi CIA dan MI6, dan menjadi prototipe untuk intervensi Amerika di berbagai belahan dunia sepanjang abad ke-20. Target utamanya: pemerintahan nasionalis yang tidak tunduk pada kepentingan ekonomi Barat.
Kudeta Atas Nama Demokrasi dan Kapital
Mossadegh tidak berhaluan kiri, bahkan anti-komunis. Namun bagi Washington, kebijakan menasionalisasi minyak dianggap sebagai ancaman terhadap tatanan ekonomi global yang dipimpin Amerika. Alasan resmi: mencegah pengaruh Uni Soviet. Alasan nyata: melindungi keuntungan Anglo-Iranian Oil Company.
Metode yang digunakan—kampanye disinformasi, suap pejabat, mobilisasi massa bayaran—menjadi cetak biru yang terus dipakai, dari Amerika Latin hingga Asia Tenggara.
Amerika Latin: Kudeta sebagai Kebijakan Luar Negeri
Setahun setelah Iran, Presiden Jacobo Árbenz di Guatemala digulingkan karena ingin mereformasi tanah yang dikuasai United Fruit Company. CIA menyebutnya pro-komunis, padahal ia seorang nasionalis moderat.
Presiden Salvador Allende di Chile mengalami nasib serupa pada 1973. Ia digulingkan dalam kudeta militer yang didukung CIA, dan digantikan oleh Jenderal Pinochet, pemimpin brutal yang didukung Barat selama bertahun-tahun atas nama “stabilitas ekonomi”.
Asia Tenggara: Soekarno dan Daftar Kematian
Petualangan kudeta Amerika Serikat juga menyentuh Asia Tenggara. Indonesia tahun 1965 jadi contoh gelap lainnya. Meskipun keterlibatan CIA tak pernah diakui secara resmi, dokumen yang dideklasifikasi menunjukkan bahwa intelijen Amerika menyuplai daftar tokoh komunis kepada militer Indonesia.
Pembersihan massal pun terjadi. Presiden Soekarno tersingkir, dan digantikan oleh rezim baru yang sejalan dengan kepentingan ekonomi dan politik Barat.
Dari Minyak Iran ke Hutan Guatemala
Petualangan kudeta Amerika Serikat melintasi benua, waktu, dan konteks. Namun polanya hampir selalu identik: gulingkan pemimpin yang berusaha mandiri secara ekonomi, lalu gantikan dengan rezim yang tunduk pada sistem global buatan Washington.
Iran 1953 bukan hanya catatan sejarah. Ia adalah preseden yang menunjukkan bahwa dalam politik luar negeri Amerika, demokrasi hanya berlaku bila tidak mengancam kapital. ***